Sunday, February 06, 2005

LAMBAIAN TANGAN UNTUK MATOS

Harian Kompas Jatim, 4 Februari 2005

Lambaian Tangan untuk matos


Walaupun ditentang keras oleh banyak kalangan, Malang Town Squere alias Matos terus membangun. Penolakan Matos ini dilakukan dengan berbagai alasan sesuai dengan term of reference masing-masing. Kaum pendidik mengkhawatirkan anak didiknya menjadi semakin “bodoh” tercemar gemerlapnya pusat bisnis ini. Aktivis lingkungan mengerutkan dahi, karena membayangkan jalan Veteran akan dipenuhi kendaraan dan udara disekitarnya menjadi tebal polusi. Para sosiolog juga memprediksikan terjadinya perubahan masyarakat dari kawasan pendidikan yang egaliter menjadi kawasan bisnis yang mengejar keuntungan.
Namun, dari berbagai analisis yang diwujudkan dalam protes-protes penolakan masyarakat ini ternyata tidak mendapat respon baik dari pengusaha dan pemerintah. Sebaliknya, hari demi hari Matos semakin kukuh dibangun. Melihat ancaman Matos kedepan bagi kota ini, mungkin diperlukan bentuk protes model lain yang lebih masif untuk mengajak warga Malang turut berpartisipasi.
Maka, saya usul model protes lambaian tangan, jika setiap melewati jalan Veteran kita semua melambaikan tangan (dada alias selamat tinggal) untuk menegaskan bahwa berdirinya Matos perlu dipikir ulang. Gerakan tangan ini adalah bagian dari protes yang sederhana, tidak memakan biaya dan lebih penting tidak merugikan orang lain. Seandainya saja gerakan ini dapat berlangsung massal (dilakukan oleh setiap orang yang lewat baik yang bersepeda motor, di angkutan umum, mobil pribadi, dsb) pasti akan membuat orang yang berkepentingan menjadi merah dan juga akan membuat gerah bagi pembuat kebijakan. Mungkin dengan demikian, suara pendidik, mahasiswa, aktivis lingkungan dan rakyat Malang lebih terdengar kuat. Beranikah kita memulai? Demi Kota Malang, Kota Pendidikan, Kota Bunga, kenapa tidak kita lakukan.


E. Musyadad
Jl. Ki Hajar Dewantara I No. 11 Jombang Jawa Timur 61419

No comments:

Post a Comment

Pesta Blogger 2008