Sunday, August 13, 2006

Sepakbola Yang Tidak Membebani

Kompas Jateng, 2 Agustus 2006
Sepakbola Yang Tidak Membebani

Pertandingan Liga Djarum memberi kejutan. Persekabpas dan Persmin yang sebelumnya diposisikan sebagai tim underdog justru memelekkan mata kita. Persekabpas dan Persmin lolos ke semi final. Tentu ini catatan yang bagus. Bandingkan dengan tim sepak bola daerah lain yang disupport habis-habisan oleh anggaran (ABPD) pemerintah daerahnya, tetapi mereka tidak berhasil lolos.
Persela Lamongan misalnya, mendapat alokasi bantuan dana sebesar 8 milyar. Konon anggaran ini hampir sama besarnya dengan anggaran untuk bantuan pembangunan sekian ratus sekolahan dari SD sampai SMU dan sekaligus untuk sekian ribu guru ngaji dan swasta. Atau kita tengok tim dari Jogjakarta, Pemda Kab. Sleman mengalokasiakan 10 miliar untuk PSS Sleman. Dan masih banyak lagi tim yang menggunakan anggaran lebih dari 10 juta, tetapi tidak berhasil ke babak berikutnya. Seperti Persija yang konon menghabiskan ABPD lebih dari 15 miliar.
Tim-tim daerah yang menghabiskan anggaran rakyat tersebut gagal untuk menunjukan kehebatannya. Justru tim yang hanya bermodal “dengkul” justru mampu memberikan permainan yang menarik dan menghibur. Fakta ini perlu kita renungkan. Kita butuh sepak bola nasional maju, tetapi harus berangkat dari olahraga yang tidak menghabiskan anggaran. Anggaran ini lebih difokuskan kepada pemenuhan hak-hak dasar rakyat. Mungkin saatnya, memajukan sepakbola tanpa menyedot ABPD. Maju sepakbola tanpa membebani anggaran kita.

E. Musyadad
Warga Epistolohik Indonesia
Jl. Ki Hajar Dewantara I No. 11 Jombang Jawa Timur 61419
musyadad@yamajo.or.id

No comments:

Post a Comment

Pesta Blogger 2008